• An Image Slideshow
  • An Image Slideshow
  • An Image Slideshow
  • An Image Slideshow
  • An Image Slideshow
DIINUL-HAQ (Agama Yang Benar)   -   TATA CARA WUDHU   -   40 Majlis bersama Rasulullah   -   MERAIH HIDUP BAHAGIA

Tuduhan Bahwa Berpegang Terhadap Agama Penyebab Kemunduran Kaum Muslimin

Hukum orang yang mengatakan bahwa penyebab kemunduran kaum muslimin adalah karena mereka berpegang dengan ajaran agama mereka.

         

Pertanyaan: Sebagian orang yang lemah iman mengaku bahwa penyebab keterbelakangan kaum muslimin adalah karena mereka berpegang dengan ajaran agama mereka, dan syubhat mereka dalam hal itu adalah: tatkala bangsa Barat meninggalkan ajaran agama dan membebaskan diri darinya, mereka mencapai puncak peradaban, dan jadilah kita –karena berpegang dengan ajaran agama kita- menjadi pengikut mereka, bukan yang diikuti. Bagaimanakah menjawab kebohongan-kebohongan ini. Bisa jadi mereka menambah syubhat mereka dengan apa yang ada pada bangsa Barat berupa hujan yang banyak, pertanian, dan sayuran…maka mereka berkata: Sesungguhnya merupakan bukti kebenaran mereka.

          Jawaban:  Kami katakan: Sesungguhnya pertanyaan ini muncul dari penanya yang lemah iman atau tidak punya iman,[1] tidak mengetahui sejarah, tidak tahu tentang sebab-sebab kemenangan. Tatkala umat Islam berpegang teguh dengan agama mereka di permulaan islam, ia mempunyai kemuliaan dan keteguhan, kekuatan dan kekuasaan di semua sektor kehidupan. Bahkan sebagian orang mengatakan: Sesungguhnya bangsa Barat tidak mengambil manfaat apa yang telah mereka dapatkan dari ilmu pengetahuan kecuali dari yang mereka ambil dari kaum muslim di permulaan Islam.

          Akan tetapi kaum muslimin meninggalkan banyak sekali dari ajaran agama mereka, melakukan bid'ah dalam agama Allah I yang bukan merupakan bagian darinya, baik dari sisi akidah, ucapan, dan perbuatan. Dan dengan hal itu terjadilah kemunduran besar.

          Dan sesungguhnya kita mengetahui secara yakin, dan kita bersaksi kepada Allah I, sesungguhnya jika kita kembali kepada generasi salafus shalih dalam agama kita, niscaya kita memiliki wibawa, kemuliaan, dan muncul  di atas semua manusia. Karena inilah tatkala Abu Sufyan t menceritakan kepada Heraclius kaisar Romawi –sedangkan Romawi pada zaman itu dipandang sebagai negara besar- apa yang ada pada Rasulullah r dan para sahabatnya, ia (Heraclius) berkata: 'Jika yang engkau katakan itu adalah benar, maka sesungguhnya ia adalah seorang nabi…dan kerajaannya akan sampai ke bawah kedua tumitku.' Dan ketika  Abu Sufyan t dan teman-temannya keluar dari hadapan Heraclius, ia berkata:  'Sungguh perkara Ibnu Abi Kabsyah menjadi besar, sesungguhnya raja bangsa berkulit kuning (bangsa Romawi) menjadi takut kepadanya.'[2]

          Adapun yang terjadi di negara-negara Barat yang kafir lagi menyimpang berupa kemajuan di dalam bidang industri, teknologi dan yang lainnya, maka sesungguhnya agama kita tidak melarang yang demikian itu jika kita menoleh kepadanya. Akan tetapi sangat disayangkan kita menyia-nyiakan ini dan ini, kita melalaikan agama kita dan melalaikan dunia kita. Bahkan Allah I berfirman:

وَأَعِدُّوا لَهُم مَّااسْتَطَعْتُم مِّن قُوَّةٍ وَمِن رِّبَاطِ الْخَيْلِ تُرْهِبُونَ بِهِ عَدُوَّ اللهِ وَعَدُوَّكُمْ

Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggetarkan musuh Allah, musuhmu. (QS. al-Anfaal:60)

Dan firman-Nya I:

هُوَ الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ اْلأَرْضَ ذَلُولاً فَامْشُوا فِي مَنَاكِبِهَا وَكُلُوا مِن رِّزْقِهِ وَإِلَيْهِ النُّشُورُ {15}

Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebagian dari rizki-Nya. Dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan. (QS. al-Mulk:15)

Dan firman-Nya I:

هُوَ الَّذِي خَلَقَ لَكُم مَّا فِي الأَرْضِ جَمِيعًا

Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu. (QS. al-Baqarah:29)

Dan firman-Nya:

وَفِي اْلأَرْضِ قِطَعٌ مُّتَجَاوِرَاتٌ

Dan di bumi ini terdapat bagian-bagian yang berdampingan,. (QS. ar-Ra'd:4)

Dan ayat-ayat lainnya yang menyatakan secara tegas bagi manusia: supaya ia berusaha, bekerja, dan mengambil manfaat, akan tetapi bukan mengurangi ajaran agama. Bangsa kafir ini pada dasarnya adalah kafir, agama yang dianutnya adalah agama yang batil. Mereka berpegang kepada agama dan menyimpangnya keduanya sama, tidak ada perbedaan. Allah I berfirman:

وَمَن يَبْتَغِ غَيْرَ اْلأِسْلاَمِ دِينًا فَلَن يُقْبَلَ مِنْهُ

Barangsiapa mencari agama selain dari agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, (QS. Ali Imran :85)

          Sekalipun ahlul kitab dari kaum yahudi dan kristen mempunyai sebagian keistimewaan yang berbeda dengan yang lain. Akan tetapi di akhirat mereka tidak berbeda dengan yang lain. Karena inilah Nabi r bersumpah bahwa tidak ada yang  mendengarnya dari umat ini, apakah dia yahudi atau nashrani, kemudian tidak mengikuti ajarannya kecuali ia menjadi penghuni neraka.[3] Mereka pada dasarnya adalah orang-orang kafir, sama saja mereka termasuk kaum yahudi atau kristen, atau bukan dari keduanya. Adapun yang mereka dapatkan berupa hujan dan lainnya, maka mereka dengan ini mendapat ujian dari Allah I, cobaan, dan kebaikan mereka disegerakan di dalam kehidupan dunia, sebagaimana sabda Nabi r kepada Umar bin Khathab t, dan dia t melihat bekas tikar di lambungnya r. Maka Umar t menangis lalu berkata, 'Ya Rasulullah, bangsa Persia dan Roma hidup di dalam kenikmatan dan engkau dalam kondisi seperti ini? Maka Rasulullah r bersabda:

أَوَفِى شَكٍّ أَنْتَ يَا اْبنَ الْخَطَّابِ, أُولئِكَ قَوْمٌ عُجِّلَتْ لَهُمْ طَيِّبَاتُهُمْ فِى الْحَيَاةِ الدُّنْيَا

"Apakah engkau berada dalam keraguan wahai Umar, mereka adalah golongan yang disegerakan segala kebaikan (kenikmatan) mereka di dalam kehidupan dunia."[4]

Kemudian, sesungguhnya mereka ditimpa kemarau, bala bencana, gempa, dan angin puyuh yang menghancurkan yang sudah diketahui dan selalu dipublikasikan di radio-radio, surat kabar dan yang lainnya.

          Akan tetapi yang bertanya ini buta –semoga Allah I membutakan mata hatinya-[5] ia tidak mengetahui realita dan tidak mengenal kenyataan sebenarnya. Dan sesungguhnya nasihat saya kepadanya agar ia bertaubat kepada Allah I dari pemahaman ini sebelum dikejutkan oleh datangnya kematian dan agar ia kembali kepada Rabb-nya, dan hendaknya ia mengetahui bahwa tidak ada keagungan, kemuliaan, dan kepemimpinan bagi kita kecuali apabila kita kembali kepada agama kita, kembali yang sebenarnya, dibuktikan oleh ucapan dan perbuatan. Dan hendaknya ia menyadari bahwa apa yang ada pada orang-orang kafir adalah batil, tidak benar dan sesungguhnya tempat kembali mereka adalah neraka. Sebagaimana Allah I mengabarkan hal itu di dalam kitab-Nya dan lewat lisan Rasul-Nya r. Dan sesungguhnya kenikmatan yang diberikan Allah I kepada mereka pada dasarnya adalah cobaan, ujian, dan kenikmatan yang disegerakan. Sehingga apabila mereka telah binasa dan meninggalkan kenikmatan ini menuju neraka jahim niscaya bertambahlah kerugian, penderitaan dan duka cita pada mereka. Ini termasuk hikmah Allah I dengan memberikan nikmat kepada mereka, di samping itu mereka juga –seperti yang sudah saya katakan- tidak selamat dari bala bencana yang menimpa mereka, juga gempa bumi, kemarau, angin puyuh, banjir, dan malapetaka lainnya.

          Saya memohon hidayah dan taufik kepada Allah I untuk yang bertanya ini dan mengembalikannya ke jalan yang benar, dan semoga Dia I menerangkan hati kita semua dalam agama kita, sesungguhnya Dia Maha Pemurah lagi Maha Mulia. Dan segala puji bagi Allah I Rabb semesta alam. Semoga rahmat dan kesejahteraan selalu tercurah kepada nabi kita Muhammad r, keluarga dan sahabatnya sekalian.

Syaikh Ibnu Utsaimin – Alfazh wa Mafahim fi Mizanisy Syari'ah, hal. 4-9.

 



[1]  Syaikh kemungkinan tidak  bermaksud ditujukan kepada yang mengajukan pertanyaan, tetapi ditujukan kepada orang yang membuat pertanyaan dengan pengakuan mereka yang kafir. Kemudian, sesungguhnya orang yang mengatakan hal ini bukan hanya lemah imannya, akan tetapi kafir yang nyata. Kita memohon afiyat kepada Allah I.

[2]  Al-Bukhari 7, 2941, Muslim 1773. arti amirah adalah besar. Ibnu Abi Kabsyah adalah julukan bertujuan merendahkan yang digunakan orang-orang kafir kepada Rasulullah r untuk mempermalukannya dengan bapaknya sesusu. Semoga Allah I mengutuk mereka.

[3] Muslim 153 dari hadits Abu Hurairah t.

[4] Al-Bukhari (2468), 5191).

[5]  Mungkin yang dimaksudkan Syaikh rahimahullah adalah yang mengajukan syubhat seperti ini, bukan yang menyampaikan pertanyaan. Wallahu A'lam (penerjemah).

Masuk